Jumat, 22 Juni 2018

Aku Biasa Saja

Jika suatu hari kamu mendengar kabar bahwa aku mencintaimu 
Memang benar seperti itu
Jadi bersikaplah biasa saja
Tak perlu merasa terbebani
Juga jangan mengasihani 
Merasa sungkan atau terlampau percaya diri
Mencintaimu adalah urusanku
Jangan ikut campur
Aku hanya senang melihatmu dari jauh
Aku tidak mengganggumu
Juga tidak berambisi untuk bersamamu
Cinta ini ikhlas
Apa adanya, juga ala kadarnya
Perihal mencintaimu bukan urusan yang perlu dibesar-besarkan
Atau dibanggakan bahwa kamu memiliki seorang pengagum
Atau dibeberkan bahwa ternyata kamu punya pesona seorang idola
Bagiku perihal mencintai amatlah sederhana
Tidak menggebu-gebu dan alami tanpa kuasa 
Apalagi cinta kepada lawan jenis adalah perkara hati yang paling dangkal
Jadi tak perlulah terlalu disoalkan
Kamu membalas atau tidak
Keadaannya akan sama
Aku tetap mencintaimu, sekarang
Tidak tahu nanti
Tidak tahu besok
Sebab kita tak mampu berencana soal hati
Segala hal mungkin terjadi
Termasuk apakah hari ini kamu sedang kucintai atau kelak kamu bukan siapa-siapa lagi

Kalau-kalau Tuhan membalik keadaan
Kamu bisa saja tiba-tiba jatuh cinta padaku
Aku akan biasa saja

Malang, 22 Juni 2018

Senin, 09 Juni 2014

سأكون a la Ghaliyyah Haujah



سأكون لـــي (تشبيه لغالية حوجة)

سأكون ألف شاعر من جنبك يا مولاي
سأكون العبد الذي يُعْظِمُك
سأكون في لساني لعاب مُلِئَ بمدحك
و أخُطُّ عنك على جدران سلطانك
كيف كان الفخر يدور بك
و أنا بالقبضة، فيك
دوما و دوما

سأكون متنبّي إن أردْتَ
الذي اشتريت شعره ثمنا قليلا أو غاليا
أو بلا مقابل بَسْ!!

سأكون نزار قباني إن فيَّ رغِبْتَ
الذي رتّب الأبجدية حبّا
و أرتّب لك ألف أبجديات خديعة لحريمك

أو سأكون غالية حوجة إن شهوْتَ
التي بكونها ألف امرأة من أجل حبيبها
و أنا بأجلك مهما كنت أُحتاج
حلفْتُ ذا صوت ضميري من عاج

بل على كلّ شاعر الكون
أكون
Pasca, UIN Maliki Malang
Mata Kuliah Nushush Adab

Abjad Cinta a la Nizar Qabbani

أبجدية الحب لــــي (تشبيه لنزار قباني)

أ           أكون في المنام و رأيتك فيه ماشيا

ب        بتُّ ليلا وليلا و أنت لا زلت باقيا

ت        تبّت أحلامي إن غبتَ و ظلمت ليالي

ث        ثارت غرامي بمجدك يا عاشقي

ج         جنبا على جنب ذا الشعورَ كفلْتُ

ح         حينا بعد حين بالجنون شعرتُ

خ         خدرت بي كيف كذا أكون؟

د          دعني! دع ذا الحبَّ أنا أصون!

ذ          ذهولا أو ذكرا أنت الذي يبدو

ر          رثاء أو ضحكا عنك الذي أشكو

ز          زاد علينا الزمان و شاخ

س       سرّا كنتَ ممّا ذهني طغى

ش       شوطي إليك

ص       صراطي من أجلك

ض       ضللتُ و لكن أُهْدِيْتُ

ط        طرفك عميت و لكن بصرْتُ

ظ        ظلَّ اليوم ظِلُّكَ يظهر منْ بُعُدْ

ع          عليّ كبدوّ الشّمس في الأفُقْ

غ          غروبك يغربني من سرور

ف        فراقك يميتني من كلّ شعور

ق         قبضْتُ كأنّني على الموت أشرفْتُ

ك        كسراب خدّاع عليك تمنّيْتُ

ل         لولاك فلولا

م          مناي أنت مناي

ن         نطق لساني فقط سمّاك

و          وعدي يميني فقط عليك

ه         هرِّبْني بك أينما كانَ

ي         يا من الذي لم أر اللون عينَا

Musholla PPSSNH, Mergosono
Di tengah-tengah santri yang "anteng i'tikaf" saat ngaji Riyadlus

Jumat, 21 Maret 2014

"The Shadow of Ma Love in Math”



“CINTAKU DALAM KAIDAH MATEMATIKA”


Ketertarikan ini benar-benar tak dapat diinterpretasikan. Setiap yang berhubungan denganmu jadi serba kalkulatif. Hingga dirimu telah menjadi bagian dari perhitungan matematika yang rumit. Kau tiba-tiba menjadi figure ‘implikasi’ yang mendefinisikan suatu pernyataan ‘jika-maka’,
Ø  Jika kau adalah bilangan berpangkat, maka aku adalah akar pangkat. Karena akar pangkat selalu bisa menjadi pemungkin bagi bilangan berpangkat.
Ø  Jika kau adalah bilangan matriks, maka aku adalah dua kurung matriks. Karena bilangan matriks tak mampu beraktivasi tanpa adanya dua buah kurung itu.
Tapi ketika semuanya serba rumit, kau datang, dan segalanya menjadi semakin sulit. Yah, semakin sulit. Karena aku semakin sulit menentukan sikap. Kau membuat setiap perhitungan serba kacau. Seandainya hatiku adalah sebuah bola, maka cintaku adalah diameternya. Dan kau adalah volumenya. Hatiku terasa semakin terisi, semakin penuh, semakin sesak, dan diameternya semakin memanjang  karena keberadaanmu.
Selanjutnya kau menjelma menjadi semacam sudut-sudut trigonometri berupa ‘sin’, ‘cos’ dan ‘tan’, atau sebaliknya berupa ‘sec’, ‘cosec’, dan ‘cotan’, yang sulit diperhitungkan meskipun kau adalah sudut istimewa yang selalu bernilai positif karena berada pada nilai perbandingan trigonometri kuadran I.
Ah, karenamu. Aku jadi tahu mengapa cinta itu sulit dirumuskan dalam ilmu matematika, rumit diintegralkan dan diturunkan, dan ia satu-satunya nilai yang mampu menembus arogansi limit karena nilainya tak pernah rill sehingga selalu menghasilkan nilai tak hingga meski disubtitusikan dalam bentuk apapun.

“…Untuk seseorang yang belum ada wujudnya, tapi eksistensi ruhnya telah diciptakan untukku sejak zaman azali…”

 2011

Jumat, 25 Oktober 2013

Kupinjami


Ingin kupinjami kau nadiku
Agar kau rasai bagaimana denyutnya mengejamu
Biar kupinjami kau jantungku
Agar kau hitung detaknya yang tiba-tiba lebih cepat dari biasanya
Lalu kupinjami kau nafasku
Agar kau tahu nafasku belum juga lelah
Juga kupinjami kau hatiku
Agar kau baca sendiri cara ia mengabjadkanmu
Atau kupinjami kau segalanya saja
Mata, telinga, mulut, dan rasaku
Agar padaku tak tersisa apa-apa lagi tentangmu

Lalu kubawakan untukmu segenggam tanah
Yang kutanami benih rindu sejak seribu tahun lalu
Kusemai dengan bibit yang kucuri dari surga